JURNAL PERCOBAAN II PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II : "PEMBUATAN SENYAWA ORGANIK ASAM OKSALAT"

 JURNAL PRAKTIKUM  KIMIA ORGANIK II

"PEMBUATAN SEYAWA ORGANIK ASAM OKSALAT "




NAMA        : DENORA SITUMORANG
NIM            : A1C118056
KELAS       : REGULER B


DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs Syamsurizal, M.Si





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA 
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM 
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN 
UNIVERSITAS JAMBI
2020


 I. Judul                        : Pembuatan Senyawa Organik Asam Oksalat

II. Hari, tanggal           : Rabu, 14 Oktober 2020

III. Tujuan                   : 

Adapun tujuan dalam percobaan ini yaitu :

  1. Dapat memahami cara pembuatan asam oksalat dengan zat organic yang memiliki berat molekul besar sebagai bahan dasarnya
  2. Dapat memahami reaksi oksidasi dengan menggunakan oksidator kuat
  3. Dapat mengetahui sifat-sifat asam oksalat dengan kegunaannya.

IV. Landasan Teori :

Asam oksalat merupakan asam dikarboksilat yang mempunyai berat molekul rendah, berwujud padat dan warna putih dengan titik leleh 189ᵒC serta bentuk Kristal piramida seabik. Asam oksalatt akan mengurai menjadi asam formiat dan karbondioksida jika dipanaskan pada suhu diatas 175ᵒC. di laboratorium asam oksalat biasanya digunakan sebagai larutan standar pada titrasi. Dalam kehidupan sehari-hari digunakan sebagai pelapis besi. Asam oksalat dibuat melalui reaksi oksidasi dengan bahan baku gula pasir dan oksidator asam kuat (Tim kimia organic,2015).

Terdapat dua jenis asam oksalat yaitu, asam oksalat dihidrat dan asam oksalat anhidrat. Asam oksalat anhidrat dengan rumus molekul H2C2O4 dan mempunyai berat molekul 90,04 gr/mol. Sementara asam oksalat dihidrat memiliki rumus molekul H2C2O4.2H2O dengan berat molekul 126,07 gr/mol. Asam oksalat dihidrat memiliki kandungan 71,42% asam oksalat anhidrat dan 28,58% air. Titik leleh suatu zat padat merupakan suatu temperature yang mana terjadinya keadaan setimbang antara fasa padat dan fasa cairpada tekanan oatmosfer. Untuk mengukur titik leleh suatu senyawa dapat digunakan alat melthing point. Prinsipnya yaitu suatu zat dapat meleleh karena ikatan antarmolekul terputus dimana putusnya molekul yang memerlukan suhu berbeda-beda tergantung pada kekuatan ikatan tersebut. Dengan adanya zat pengotor, ikatan yang terputus akan lebih banyak atau intinya tergantung pada zat pengotornya. Titik leleh juga bisa untuk mengukur gaya intermolekul antar senyawa dimana makin tinggi titik leleh maka makin besar gaya intermolekulnya, beberapa molekul dengan berat molekul sama, maka molekul yang lebih polar dan struktur molekul yang lebih simetris akan lebih tinggi (Fessenden, 1992).

Asam oksalat dapat digunakan sebagai bahan peledak, pembuatan zat warna, krayon, industry lilin, tinta, bahan kimia dalam fotografi serta untuk keperluan analisis laboratorium. Pada industry logam, asam oksalat dipakai sebagai bahan pelapis yang melindungi logam dari korosif dan pembersih untuk radioator otomatif, metal. Pada bidang obat-obatan, asam oksalat dapat dipakai sebagai hemostatik dan anti septic luar. Selama ini, kebuttuhan asam oksalat dalam negeri dipenuhi dengan cara impor dari beberapa Negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Hongkong, Taiwan, China, dan Italia (Irma,2016).

Asam oksalat, ethanediocid adalah salah satu bagian dari asam karboksilat yang memiliki rumus molekul C2H2O4. Secara komersional asam oksalat dikenal dalam bentuk padatan dihidrat yang memiliki rumus molekul C2H2O4.2H2O. Kegunaan asam oksalat sangat banyak antara lain sebagai bahan pencampur zat warna dalam industry tekstil dan cat, menetralkan kelebihan alkali pada pencucian dan sebagai bleaching. Asam okslat pada industry logam dipakai sebagai bahan pelapis yang melidungi logam dari kerak, sedangkan dalam pabrik polimer dipakai sebagai inisiator. Asam oksalat digunakan untuk metal treatment, oxalate coating, anodizing, metal eleaning, textile dan dyeing. Penggunaan asam oksalat yang sangat luas menyebabkan banyaknya metode-metode sintesis asam oksalat. Proses sintesis asam okslat dapat dilakukan dengan berbagai macam cara yaitu di antaranya sintesis dari natrium formiat, fermentasi glukosa, pleburan alkali dan oksidasi karbohidrat dengan HNO3 (Hermanto,2008).

V. Alat dan Bahan

Alat :

  1. Labu dasar datar 750ml
  2. Corong Buchner
  3. Corong gelas
  4. Gelas piala 500ml
  5. Kasa, kaki tiga Bunsen
  6. Penangas
  7. Gelas ukur
  8. Thermometer
  9. Pengaduk
Bahan :
  1. Gula pasir
  2. Asam nitrat pekat
  3. Etanol
VI. Prosedur Kerja 
  1. Dimasukkan 5gr gula pasir ke dalam labu dasar datar berukuran 750ml
  2. Tambahkan 25ml asam nitrat pekat.
  3. Panaskan diatas penangas air perlahan-lahan sampai mendidih.
  4. Bila sudah timbul uap coklat NO2, angkat labu datar tadi. Pindahkan ke atas balok kayu untuk melanjutkan reaksi tanpa pemanasan, biarkan selama 15 menit
  5. Tuangkan hasil reaksi ke dalam gelas piala berukuran 50ml, labu dicuci dengan 5 ml air dingin dan air cucian dimasukkan ke gelas piala yang lain.
  6. Tambahkan 5ml asam nitrat pekat, uapkan diatas penangas air sampai volume cairan tinggal 5 ml.
  7. Tambahkan 10ml air ke dalam larutan yang tinggal 5ml ini, kemudian di uapkan lagi sampai volume tinggal 5ml
  8. Dinginkan larutan ini dalam air es, Kristal asam oksalatsegera terbentuk.
  9. Saring Kristal asam oksalat yang tebentuk ini dengan corong Buchner.
  10. Kemudian direkristalisasi Kristal yang lebih murni.
  11. Saring, keringkan dan periksa titik lelehnya
  12. Bila belum murni, maka murnikan lagi Kristal asam okslat ini dengan rekristalisasi kembali dengan air panas.

Link Video :
Agar dapat memehami praltiku ini kami melampirkan video agar dapat lebih mudah untuk memahami :

https://youtu.be/2T8g0CwcgME

  1. Mengapa dilakukan rekristalisasi pada tahap akhir pembuatan asam oksalat ?
  2. Apa tujuan dari larutan yang sudah dipanaskan kemudian didinginkan dalam air es ?
  3. Mengapa pada saat asam nitrat dan gula dicampurkan dan kemudian dipanaskan mengeluarkan asap atau gas bewarna coklat?



Comments

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. Baiklah saya Nurhalimah (A1C118024) Akan mencoba menjawab permasalahan no 3 yaitu Mengapa pada saat asam nitrat dan gula dicampurkan dan kemudian dipanaskan mengeluarkan asap atau gas bewarna coklat? Hal tersebut dikarenakan dalam proses pembuatan asanm oksalat dari sukrosa ini didasari oleh proses oksidasi karbohidrat okleh HNO: yang dapat membentuk suatu asam karboksikt yaitu asam oksalat. Reaksi ini harus berlangsung menurut persamaan: C12H22011 + 36 HNO3 → 6 C2H2O4 + 36 NO2 (g) + 23 H2O yang mana menghasilkan gas NO2 yang mana jika bereaksi dengan air akan bereaksi membentuk asap coklat . Terima kasih🙏

    ReplyDelete
  3. baiklah saya nabilah zahrah (A1C118026) akan mencoba menjawab permsalahn denora no.2. tujuan pendinginan setelah pemanasan adalah agar kristal asam oksalat terbentuk yang dapat kita lihat telah membeku larutanya menjadi es batu,disinilah juga terjadinya pemisahan antara asam oksalat dan filtratnya.

    ReplyDelete
  4. Saya erma johar 031 akan menjawab no 1
    Jadi kegunaan rekristalisasi adalah untuk mendapatlan kristal yang murni. Pada daat kristalisasi pertama , belum tentu didapatkan oksalat murni. Dan juga di sisi lain bahwasanya ada hasil dari pemanasan oksalat yang terlihat lengket sehingga harus di filter dan di kristalisasi kembali

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

LAPORAN PERCOBAAN III PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II : "PEMBUATAN SENYAWA ORGANIK ASAM ASETIL SALISILAT"

LAPORAN PERCOBAAN IV PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II : "PEMBUATAN SENYAWA ORGANIK ESTER METIL SALISILAT"

LAPORAN PERCOBAAN XI PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II : "UJI KARBOHIDRAT"